12 research outputs found

    Sinkretisme Keagamaan: Din Ilahi Sultan Jalaluddin Akbar Sebagai Media Toleransi dan Politik Dinasti Mughal 1560-1605

    Get PDF
    Sultan Jalaluddin Akbar the ruler of the Mughals had the concept of Din Ilahi as a form of religious syncretism. Din Ilahi is a teaching of tolerance and religious pluralism which requires all religions to unite under its leadership. However, the concept of the Din Ilahi received a lot of criticism and challenges from Islamic circles, especially in the palace sphere. This article aims to briefly overview religious syncretism with the concept of Din Ilahi from Sultan Jalaluddin Akbar. This article also tries to portray how the concept of the Din Ilahi as a syncretistic thought has received a lot of criticism and challenges from Islamic circles. The method used is the historical research method or Historical Research which consists of four stages. These stages are heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The result found is that the Din Ilahi is not only a religious syncretism but also a political tool of Sultan Akbar in uniting every difference of belief in the Mughal Dynasty. The Din Ilahi in its teachings makes the majority of Muslims discriminated against. The Din Ilahi is considered to have harmed the actual teachings of Islam by mixing various religious teachings.KeywordsSultan Akbar; Syncretism; Mughal Dynasty; Din Ilahi

    ANALISIS POTENSI SEJARAH PERJUANGAN RONGGOLAWE SEBAGAI PEMBELAJARAN SEJARAH SMA: NILAI PERJUANGAN DAN KEPAHLAWANAN

    Get PDF
    The word "rebellion" often carries a negative stereotype for most people, as seen in the case of the Ronggolawe rebellion against the Majapahit Kingdom. However, upon further examination, the historical event of Ronggolawe contains valuable lessons on heroism and struggle that can be linked to the 18 points of character education. This research aims to analyze the potential of Ronggolawe's struggle as a learning material for high school students that embodies heroism and the values of struggle. The research utilizes Kuntowijoyo's historical research method to examine the values contained within Ronggolawe's struggle with the following research questions: 1) The historical significance of Ronggolawe's struggle for the Majapahit Kingdom, 2) The analysis of Ronggolawe's struggle from a historical perspective, and 3) The analysis of Ronggolawe's potential as a learning material for heroic values in history subjects. The study found that the value of heroism includes elements of tolerance, democracy, nationalism, patriotism, appreciation of achievement, social concern, responsibility, while the values of struggle include honesty, discipline, independence, friendliness, and creativity. Therefore, Ronggolawe's struggle has great potential to become learning material for high school history subjects, with hopes for further research on this topic.Kata “pemberontakan” kerap kali mendapat stereotip buruk bagi kebanyakan masyarakat. Seperti halnya peristiwa pemberontakan Ronggolawe terhadap kerajaan Majapahit. Jika ditelaah lebih lanjut, peristiwa sejarah Ronggolawe memiliki pembelajaran yang mengandung nilai kepahlawanan dan perjuangan nantinya akan dikaitkan dengan 18 poin nilai Pendidikan karakter. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis potensi sejarah perjuangan Ronggolawe sebagai materi pembelajaran siswa di SMA yang mengandung nilai kepahlawanan dan nilai perjuangan. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah milik Kuntowijoyo untuk menelaah unsur nilai yang terkandung dalam sejarah perjuangan Ronggolawe dengan rumusan masalah 1) Sejarah perjuangan Ronggolawe bagi Kerajaan Majapahit, 2) Analisis Perspektif Kiprah Perjuangan Ronggolawe secara Historis, 3) Analisis Potensi Perjuangan Ronggolawe sebagai Pembelajaran Nilai Kepahlawanan pada Mata Pelajaran sejarah. Sehingga berdasarkan kajian analisis yang telah dilakukan mendapatkan hasil bahwa nilai kepahlawanan memiliki unsur toleransi, demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, peduli sosial, dan tanggung jawab dan nilai perjuangan memiliki unsur jujur, disiplin, mandiri, bersahabat, kreatif. Dengan demikian, sejarah perjuangan Ronggolawe memiliki potensi yang sangat baik jika dijadikan materi dalam pembelajaran sejarah untuk siswa di SMA dengan harapan adanya pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai topik bahasan ini

    Nilai-nilai kearifan lokal wayang topeng malangan sebagai sumber pembelajaran sejarah

    Get PDF
    Local wisdom is considered a solution to the nation's moral problems, which have been eroded by the negative side of globalism. Wayang Topeng Malangan is one of Malang's unique local wisdoms and has potential as a source of learning history, especially in Malang. The goal of this research was to look into local values in Malangan Mask Wayang art to use as a source for learning history in school. This research method uses qualitative methods and data collection through literature and interviews. The result is that the local wisdom of Wayang Topeng Malangan contains values in the form of religious values, moral values, and aesthetic values. The use of the Malangan Mask Puppet as a source for learning history in class can be used as an apperception for learning Hindu-Buddhist history in phase E or grade 10 high school in the form of apperception photos, pictures, and apperception videos and texts.Kearifan lokal dinilai sebagai solusi bagi permasalahan moral bangsa yang tergerus sisi negatif globalisme. Wayang Topeng Malangan salah satu kearifan lokal khas Malang dengan potensi sebagai sumber belajar sejarah khususnya di Malang. Tujuan penelitian ini untuk menggali nilai-nilai lokal dalam kesenian Wayang Topeng Malangan untuk digunakan sebagai sumber belajar sejarah di kelas. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dengan kepustakaan dan wawancara. Hasilnya kearifan lokal Wayang Topeng Malangan mengandung nilai-nilai berupa nilai religius, nilai moral, dan nilai estetika. Penggunaan Wayang Topeng Malangan sebagai sumber belajar sejarah dikelas dapat digunakan sebagai apersepsi pembelajaran sejarah Hindu Budha di fase E atau kelas 10 SMA berupa apersepsi foto atau gambar dan apersepsi video dan naskah

    THE CLINIC OF HISTORY LEARNING BASED ON INTERACTIVE WEBSITE: VIRTUAL COMMUNICATION MEDIA FOR COLLEGE’S STUDENTS

    Get PDF
    Kegiatan kepenasehatan di Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang selama ini dilakukan secara konvensional dan seringkali menimbulkan berbagai masalah. Hal ini ditambah dengan kesibukan dosen dalam menjalankan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang membuat mereka memiliki sedikit waktu untuk membimbing mahasiswa. Kurangnya waktu bimbingan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Pengembangan klinik pembelajaran berbasis website interaktif untuk mahasiswa dapat menjadi solusi untuk kedua pihak baik mahasiswa maupun dosen. Melalui klinik ini, dosen-dosen dan mahasiswa-mahasiswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan satu dan lainnya. Kinik ini diharapkan dapat membantu jurusan untuk memecahkan masalah akademik dan non-akademik.Event advisory is conducted by a lecturer and students in the Department of History Universitas Negeri Malang as long as done in a conventional situation that often causes various problems. Lecturer’s activity in Tridharma College’s leads them to have a few of time to guide the students. The lack of student’s guidance becomes one of the obstacles that students have. The development of history learning clinic based on interactive website for the students can be a solution for both students and lecturers. Through the clinic, lecturers and students can interact and communicate each other. This clinic is expected to be able to help the department to solve both academic and non-academic problems. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v12i12017p6

    Architectural and Religious Study on Signifier of Shiva-Buddhist in Jago Temple

    Get PDF
    Shiva-Buddhist is a phenomenon which is appeared during the Singhasari-Majapahit period. It can be seen from the signifier of Jago temple, Malang. The element of the signifier can be seen from the substance of the related manuscript. Based on the form of architecture, Jago Temple shows the paralellism of Shiva-Buddhist. In addition, the description of the relief is useful to explore the paralellism. The accompanying artifacts reinforce the hypothesis of Shiva-Buddhist pararellismin the period ofSinghasari-Majapahit. Keywords : Shiva-Buddhism, paralellism, signifier

    Situs-situs Megalitik di Malang Raya: Kajian Bentuk dan Fungsi

    Get PDF
    Abstrak: Kajian bentuk dan fungsi situs megalitik di Malang Raya membuka kemungkinan pengembangan keilmuan sejarah budaya, sejarah lokal, dan secara spesifik budaya megalitik di masa pra-aksara Malang Raya. Dalam kasus ini terutama pada materi sejarah lokal secara khusus pada materi pra-aksara sangat jarang diberikan di sekolah-sekolah di Malang Raya, sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi materi pembelajaran pada Sejarah Lokal. Pengetahuan dari budaya megalitik pada masa pra-sejarah penting untuk menjelaskan keberadaan objek megalitik dalam keterkaitannya dengan identitas budaya komunitas pendukungnya.Kata-kata kunci: megalitik, bentuk, fungsiAbstract: this study on the form and function of megalithic sites in Great Malang might open the knowledge and lead to cultural history and local history, specifically megalithic culture in pre-history of Great Malang. The material of local history especially pre-history era is rarely given by the schools of Great Malang. Therefore, the findings will be a learning material for local history. This might be important to explain the existence of megalithic object related to cultural identity of supporting community.Keywords: megalithic, form, functio

    Daya tarik wisata sejarah budaya di Malang Raya

    Get PDF
    Wilayah Malang Raya yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu berada di Provinsi Jawa Timur, menawarkan kombinasi kekayaan sejarah, warisan budaya, dan keindahan alam yang menakjubkan. Hal ini menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung. Namun, dalam masyarakat sering kali situs sejarah di wilayah tersebut tidak mendapat perhatian yang cukup, baik dalam hal perawatan maupun pemahaman terhadap cerita sejarah yang berkembang di sekitarnya. Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan ethnohistory. Metode kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber-sumber tertulis yang ada, sedangkan ethnohistory memberikan wawasan tentang perspektif budaya dan masyarakat lokal terkait dengan situs-situs sejarah tersebut. Penelitian ini mengulas wisata sejarah budaya di berbagai masa, termasuk masa Hindu-Budha, masa Islam, masa kolonial, dan masa pendudukan Jepang. Tujuannya adalah memberikan pandangan objektif tentang situasi sebenarnya dan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran serta apresiasi terhadap warisan sejarah yang ada di Malang Raya. Dengan adanya artikel ini, diharapkan masyarakat dapat memahami akar budaya mereka sendiri, memperkuat jati diri bangsa, serta menjaga warisan berharga ini bagi generasi mendatang.The Greater Malang area, which includes Malang City, Malang Regency, and Batu City, is in East Java Province, offering a combination of rich history, cultural heritage, and stunning natural beauty. This makes it an attractive tourist destination for visitors. However, in society, historical sites in the region often do not receive sufficient attention, both in maintaining and understanding the historical stories that develop around them. This study uses the methods of literature study and ethnohistory. The literary method is used to obtain information from existing written sources, while ethnohistory provides insight into the cultural and local community perspectives related to these historical sites. This research reviews cultural history tourism in various eras, including the Hindu-Buddhist period, the Islamic period, the colonial period, and the Japanese occupation period. The aim is to provide an objective view of the actual situation and invite the public to increase awareness and appreciation of the historical heritage of Malang Raya. With this article, it is hoped that people can understand their cultural roots, strengthen their national identity, and protect this valuable heritage for future generations.

    INSKRIPSI PADA RELIEF PARTAYAJĂ‘A DI CANDI JAGO

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji tentang inskripsi yang terdapat pada Candi Jago yang berlokasi diwilayah Malang, Jawa Timur. Inskripsi yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini tepatnya terletak pada bagian relief Partayajña. Secara spesifik, inskripsi tersebut berada pada panil yang menceritakan Arjuna sedang berada  di tepi pantai atau telaga yang terdapat batu karang berbentuk gajah tempat tinggal para penyair. Ditulisnya inskripsi pada bagian tersebut tentunya memiliki maksud tertentu yang perlu untuk dikaji, sebab inskrispsi tersebut hanya terdapat pada satu bagian panil pada relief Partayajña saja. Pengkajian inskripsi ini untuk mengetahui maksud ditulisnya dan hubungan inskripsi dengan relief Partayajña Candi Jago. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan kajian arkeologi-sejarah. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa inskripsi tersebut terbaca sebagai “i pahat”  yang diartikan “pahatan, ukiran, patung”, fungsinya sebagai penegas gambar gajah dan situasi sekitarnya, serta adanya hubungan antara inskripsi “i pahat” dengan relief Partayajña adegan perjalanan Arjuna ketika berada di pantai atau telaga, yaitu menunjuk kepada sebuah karang berbentuk gajah, dan juga sebagai simbol tempat tinggal para penyair. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya

    Toponimi desa-desa di Nusa Ambon: Kajian sejarah dan arkeologi

    Get PDF
    Previously, several toponymy studies have already been conducted both in the Nusa (Island) Ambon as well as in the City of Ambon. However, previous studies have not used the historical-archaeological approach. The use of this approach could ease the researchers to reveal the cross-cultural meeting in a specific locus. Taking the Island of Ambon as a locus, the researchers aim to find the origin of village names and the cultural intersection in Leihitu and Leitimor Peninsula. There were three steps conducted to collect and analyse data using historical-archaeological approach. Firstly, the researchers identified and took a tabulation of the village names, mentioned by the Hikayat Tanah Hitu (The Epic of Hitu Land) and three ancient maps. Secondly, the researchers identified various archaeological remains located in the scattered villages. Finally, the researchers analysed the origin of village names by searching the word-meanings, finding the present locations, and describing the role of the contemporary cultures (Islamic and Colonial period) in the past. The researchers found 12 villages with 22 archaeological remains. All related communities have the archaeological remains which could explain the local dynamics, but there are merely ten villages which name meanings could be identified.Kajian toponimi baik di Kota maupun Nusa (Pulau) Ambon telah banyak dilakukan. Namun, kajian terdahulu belum menggunakan pendekatan arkeologi-sejarah. Pendekatan arkeologi-sejarah akan memudahkan peneliti untuk menyibak persilangan budaya. Pulau Ambon dipilih sebagai lokus kajian asal-usul nama desa dan persilangan budaya antara Jazirah Leihitu dan Leitimor. Terdapat tiga langkah yang ditempuh untuk mengambil dan menganalisis data dengan pendekatan arkeologi sejarah. Pertama, identifikasi dan tabulasi nama-nama desa yang disebutkan dalam Hikayat Tanah Hitu dan tiga peta kuno. Kedua, identifikasi berbagai peninggalan arkeologis yang terletak di desa-desa tersebut. Terakhir, analisis asal usul nama desa dengan mencari arti kata, mencari lokasi terkini, dan menjabarkan peran kebudayaan sezaman di masa silam. Terdapat 12 desa dengan 22 peninggalan arkeologis yang ditemukan. Semua desa memiliki tinggalan budaya yang dapat menjelaskan dinamika masyarakat lokal setempat, namun hanya 10 desa yang dapat ditemukan arti dari nama desanya
    corecore